Warna merah tegar pudar dari jantung senjaku...
Keringat yang pernah membesi kini cuma butir air keruh...
Meleleh mencabik pori-pori yang luka ditikam waktumu...
Pernah terpikir bahwa akulah kekosonganmu yang mengaduh...?
Kalam berarak dikelambu langit yang membuncahkan jingga...
Mengulapi jiwa-jiwa pertapa...didunia sunyinya yang keluh..
Aku menatih dan menatah sepotong marah yang hingar dijiwa...
Membungkam lapar mulut busuk iblis yang men-daki ditubuh...
Kebenaran terasa pahit dan berduri diatas bantal tidurku...
Dan Senja menjadi semakin merah dan malu telungkup kekiblat...
Lalu kenapa ekor matamu masih meneriakkan kecabulan bisu...?
Tak pernah kau lihat dan rasa bahwa jiwamu marah karena penat....?
Takdir tak mengenal jalan bengkok...lekat seperti jiwa..
Dan masa mengantarku sampai khatulistiwa....
Masa menitipkan benihnya dipikir...
Masa menemaniku sampai liangnya...
Masa menjadi tonggak...
Masa mengabur....
Masa terkubur...
Masa kembali..
Masa kita abadi...
Sabtu, 26 April 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar